Sabtu, 22 September 2012
Asumsi
Aura sangat mencekik bukan karena banaspati surya
Atau karena hari yang terlalu berdebu
Tapi rupanya nafas kembali terengah cepat ketika ada yang merobek
Sebagian lebar kesabaran yang teronggoh rapi
Asumsi..
Setiap kali kata itu merajai akal sehatnya
Bahkan kerja keras dibayar setitik nila
Atau hanya untuk sekedar membayar harga diri
Tapi kerap kali semuanya justru tak setimpal
Memaksaku untuk menjadi manusia munafik
Walaupun sebenarnya aku berharap langkahku ini diiringi Tuhan
Dan berharap untuk menjadi manusia yang sekedar sedikit bersabar
Mencoba tersenyum itu sulit, dikala asumsi terhimpit...
Rabu, 11 Januari 2012
^^Kamis Mellow^^
Surya menatapku marah, aku belum beranjak hanya untuk sekedar merasakan dinginnya air pagi ini.
Belum sempat ia membakarku, aku sudah beku.
ketika aku ingin memulai semua dengan penuh rencana, lagi, untuk kesekian kali...
aku harus mengalah dan terpaksa tersenyum.
Bagaimana tidak, aku seperti pedagang madu yang renta, dengan tangan yang lelah menopang sarang dengan tangan berperban.
Pagi ini, aku baca pesan itu. adakah yang interupsi ketika aku ingin mengatakan bahwa aku ini sedih?
bukan aku terlalu banyak mengeluh. hanya saja hidup tak semudah ucapan Mario Teguh.
Bahkan terkadang aku ingin menyibak semua dengan hentakan semampuku,
tapi sekali lagi belum waktunya.
Tuhan
aku tahu, Engkau tak akan pernah bosan, memberiku 1 menit senyum di antara 24 jam.
tapi aku tahu, Engkau akan memberi lebih dari itu.
kalian orang asing,
aku bukanlah lelucon... yang terpatri dibenak kalian adalah diriku yang sebenarnya, kemudian menjauhlah...
teman,
Aku haus... ketika bisa kuajak kalian beraduk rasa...
kekasihku,
Hanya saja jarak kita terlalu lebih jauh...
Pagi ini, terimakasih telah membangunkanku dengan silaumu.
Harapan-harapanku masih mengawan, disini, masih ada yang terkobar untuk menggenggamnya erat...
:)
Langganan:
Postingan (Atom)